Museum & Pabrik Cokelat Halloren dan Museum Seni Moritzburg, Halle (Saale)

Baru ada niat menulis lagi, belakangan mood nulis sedang naik turun. Pas ada bahan, males. Sekarang giliran ga ngapa-ngapain (gada bahan), malah pengen nulis. Setelah saya cari-cari, nemu bahan. Beberapa bulan lalu (Mei) saya bersama beberapa teman angkatan studi wisata ke Jerman. nah saya belum sempat nulis-nilis nih soal itu. Mumpung sekarang lagi mood, mau saya ceritain aja, singkat.

Jadi, Mei kemarin saya, bersama 9 teman dan satu dosen pendamping, berkesempatan untuk studi wisata ke Jerman (alhamdulillah). Program ini diinisiasi oleh Mirza, kami ajukan ke Jurusan, dan diACC. Program ini dibiayai full oleh DAAD, selama 2 minggu di Jerman. Tapi untuk tiket pulang-pergi, ditanggung sendiri. Singkat cerita, berangkatlah kami ber-11 ke Jerman (setelah sebelumnya sudah mengurus dan mempersiapkan seluruh dokumen tentunya).

Saya tidak akan menceritakan secara keseluruhan dari berangkat hingga pulang, saya hanya akan menceritakan bagian wisatanya saja. Untuk bagian studi, gatau deh next hehe.

Program kami di sana, selain mengunjungi beberapa kampus, kami juga mengunjungi beberapa 'desa wisata'/objek bersejarah. Di kampus, kami bisa ikut perkuliahan, membuat project, belajar keseharian mahasiswa di sana (sehari full kami akan diajak oleh mahasiswa di sana untuk mengetahui keseharian mereka, termasuk ikut kuliah. satu orang satu partner), dan menikmati berbagai fasilitas kampus. Nah untuk bagian wisata, itulah yang akan saya tulis. Mungkin akan dibagi menjadi beberapa bagian, per kota.

Oya, saya juga tidak mengurutkan berdasarkan mana yang pertama kali dikunjungi, saya ambil random aja. Pilihan pertama saya adalah museum cokelat Halloren.


Museum & Pabrik Cokelat Halloren

Kami berkesempatan untuk datang ke Kota Halle, di sini kami dijadwalkan akan mengunjungi museum cokelat dan museum seni. Kami berangkat menggunakan bus (yang disediakan oleh DAAD untuk peserta studi wisata) dari hotel kami yang berlokasi di Jena. Perjalanannya memakan waktu sekita sejam lebih. Tujuan pertama kami yaitu museum sekaligus pabrik cokelat Halloren.

Katanya Halloren ini adalah yang paling terkenal seantero Halle, bahkan Jerman. Segala macam jenis cokelat ada di sini. hmm keknya di Indonesia belum nyampe, saya baru pertama kali dengar ya pas di sini. Tapi persis seperti yang diberitakan hehe, cokelat segala macam rasa ada. Apa lagi di sini pabriknya langsung, jadi semua lengkap. Bentuk kemasannya juga bervariasi, mulai dari yang kecil sampai yang harus dipikul.

ini dari cokelat -_-
Nah yang spesial dan mungkin varian rasa yang jarang ditemukan di Indonesia, ada cokelat rasa wine. Jadi begitu kita gigit cokelatnya, isi winenya langsung lumer di mulut. Enak memang, kesukaan Faldo ini. Oya, kita juga bisa nyoba beberapa cokelat yang ada di situ, gratis.

Setelah melihat-lihat koleksi cokelat yang ada di tempat penjualan, sekaligus icip-icip, kami langsung masuk ke museumnya. Di sini kita bisa melihat sejarah perusahaan, sejarah mengenai cokelat, hingga ada replika hewan, peta, bangunan dan prabotan yang terbuat dari cokelat. Tapi ga bileh diicip ya :D

Di museum, kami tidak hanya sekedar melihat-lihat koleksi perusahaan, salah satu yang paling penting adalah mengabadikan momen. Ya kapan lagi kan ya, bisa datang ke sini. Jadi begitu ada yang bagus dikit, foto. Kami juga berkesempatan untuk mengintip pabriknya, tapi tidak boleh masuk lebih jauh. Karena memang tidak dibuka untuk umum, takut mengganggu proses operasional. Mungkin kami dianggap gak steril :D

Setelah selesai melihat-lihat museum, kami kembali ke bagian toko penjualan. Kami tentu tidak mau pulang dengan tangan kosong. Kami membeli beberapa cokelat, mumpung di pabriknya langsung, sebagai oleh-oleh. Dan bahkan kami bawa juga ketika kembali ke Indonesia. Kebetulan di program ini kami mendapatkan uang saku juga dari DAAD.

Selanjutnya kami akan mengunjungi museum seni Moritzburg. Kebetulan lokasinya juga tidak jauh, kurang dari 15 menit perjalanan menggunakan bus.

Museum Seni Moritzburg

Sebelum menjadi museum, katanya tempat ini dulunya adalah benteng. Lupa saya benteng apaan, entah lupa atau emang pas dijelasin ga ngerti hehe. Mungkin kalo di Jogja sama kek Vredeburg ya? benteng yang trus sekarang jadi museum. Masuk juga lewatin jembatan dulu, cuma yang disini sedikit lebih panjang dari yang Vredeburg. Khas benteng, dikelilingi parit gede.

Berbeda dengan di Halloren, di sini kami didampingi oleh guide. Beliau menjelaskan mengenai sejarah dan hal ihwal mengenai lokasi ini. Dijelasin pakai bahasa Jerman tentunya, saya cuma mengerti sepotong-sepotong. Banyak bahasa yang baru dan sulit.

Museum ini sendiri berisi benda-benda seni tentu saja, seperti lukisan dan patung. Bangunannya unik, klasik mirip-mirip kastil kecil. Ya sama seperti bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda di Indonesia, arsitekturnya keren khas Eropa.

Ga banyak yang bisa saya ceritakan tentang tempat ini, karena secara umum sama seperti museum-museum pada umumnya :D Saya justru lebih tertarik dengan bentuk bangunannya. Maklumlah, jarang-jarang liat bangunan kek gini di Indonesia, pernah sih di Lawang Sewu :D

Mungkin sampai di sini cerita pertama saya ketika bisa berangkat ke Jerman, selanjutnya masih ada yang ingin saya tulis. mungkin satu atau dua postingan lagi, kalo ga males_

Post a Comment

0 Comments