Bukan Jam Kantor

Saya lupa bagaimana pertama kali ide petualangan ini dimulai, yang pasti bensinnya adalah kejenuhan kami atas kesibukan kerja sehingga jarang sekali main. Saya ceritain pas yang saya ingat aja. Ada dua petualangan yang mau saya ceritakan, pertama main ke rumah Bos Ragil dan Puncak Sikunir, yang kedua kemping di pantai Sanglen.

Intinya kami (saya, Bos Ragil, Boim, Garbo, dan Abi) pengen refreshing. Kami rekan kerja di kantor yang sama, dan satu divisi yang sama pula. Bos Ragil ngasi ide untuk main ke rumahnya di Wonosobo. Nanti dari sana kita bisa main ke Dieng, puncak Sikunir dan kalo mau, bisa mampir ke pemandian air panas juga. Ada juga ide untuk kemping di pantai. Singkat cerita, kami ke Wonosobo. Campnya di lain kesempatan.

Setelah memilih destinasi, kami mulai menyusun rencana. Mulai dari naik kendaraan apa, pake motor ato sewa mobil, sampe ke aktivitas yang akan kami lakukan di sana. Untuk transportasi, kami berangkat menggunakan mobil. Masalahnya, karena kami kere, kami perlu mencari tambahan orang untuk meringankan biaya sewa mobil dan bahan bakarnya. Paling gak personilnya penuhi kapasitas mobil. Rencananya pake avanza yang kapasitasnya 8 orang, artinya kami perlu cari tambahan 3 orang lagi.

Target awal, anak-anak kantor yang lain. Hanya saja pada ga mau. Abi kemudian ngasi kabar kalo ceweknya tertarik untuk ikut ke Sikunir. Tapi ceweknya ikut kalo ada cewek lain juga yang ikut, ga cuma dia sendiri. Setelah rembukan lagi, akhirnya diputuskan untuk mengisi dua slot kosong dengan personil cewek. Jeng jeng… akhirnya terisi 8 orang, dengan 3 cewek. Mayan lah ya buat penyegar… Udah tiap hari di kantor liat kita-kita doang, masa pas main, ketemunya itu itu lagi.

Puncak Sikunir dan Kali Anget

Setelah personil lengkap, kami langsung mulai bergerak untuk sewa mobil, logistik dan persiapan pribadi. Rencana aktivitas yang akan kami lakukan adalah, ke puncak Sikunir dan berendam air hangat.

Dari Jogja kami berangkat sore, sampai di rumah Bos Ragil sekitar jam 8an (lupa). Kami langsung istirahat dan makan. Karena tengah malam nanti kami mau langsung berangkat ke puncak Sikunir. Kenapa tengah malam? karena kami mau ngejar sunrise. Jadi kami bermalam di rumah Bos Ragil.

Singkat cerita, sampai di waktu keberangkatan ke Sikunir. Dari rumah Bos Ragil, kami berangkat menuju Dieng untuk menghampiri teman bos Ragil. Temennya ini yang jadi guide dan nganterin kami ke Sikunir, soalnya kami ga ada yang tau. Berangkatlah kami dengan ceria dan gembira ke TKP. Pokoknya seru lah perjalanannya, banyak suka duka wkwk.

Singkat cerita lagi, sampailah kami di gerbang masuk. Kami bergegas untuk langsung mendaki supaya bisa ngejar sunrisenya. Dalam perjalanan, ternyata tidak semudah yang dibayangkan fergusoo. Ruameeee pool. Dan beberapa diantara kami tidak terbianya naik gunung, jadinya berhenti di tengah, terutama yang ciwi ciwi. Tapi dari sana pun tetap bisa melihat pemandangan sunrise.

Setelah puas menikmati pesona matahari terbit (walopun sebagian dari puncak, sebagian dari tengah) kami turun dan berhenti di warung kopi yang ada di kaki gunung. Istirahat sekalian ngisi perut. Kelihatan pada capek, apalagi dengan hawa yang sangat dingin. Pada ga biasa.

Balik dari Sikunir, kami kembali menuju ke rumah Bos Ragil, untuk sarapan, istirahat sejenak dan berkemas-kemas. Jadi, ketika menuju ke pemandian air panas nantinya, kami akan langsung bertolak menuju Jogja.
Setelah semua energi terkumpul, kami pamitan dan langsung menuju ke Kali Anget. Berendam di pemandian air hangat abis capek naik turun gunung memang pilihan yang tepat. Badan langsung rileks, otot-otot langsung lemes serasa dipijet. Tapi ya itu pas balik Jogja bawaannya ngantuk. Kasian bos Ragil yang nyupir wkwk. Tidak ada dokumentasi ketika berendam, karena takut basah kamera dan hape. Lagian siapa yang peduli dokumentasi juga pas lagi berendam air hangat.

Abis rendam, mandi bilas air bersih, makan siang trus gass balik Jogja. Dalam perjalanan, semua personil tepar. Tapi semua gembira, gada yang kapok dan bersiap untuk merencanakan petualangan berikutnya.

Camp di Pantai Sanglen

Puas dengan petualangan sebelumnya, kami ketagihan dan berencana untuk melakukan petualangan yang lain.

Dua minggu kemudian, kami berangkat ke pantai Sanglen untuk kemping. Personilnya masih itu itu juga. Masih sama seperti waktu ke Wonosobo, ke pantai kami juga nyewa mobil. Walopun sebenarnya bisa motoran, tapi kebersamaannya lebih terasa kalau pake mobil.

Kami berangkat sore hari setelah pulang kerja, kemudian sampai di Sanglen ketika hari sudah gelap. Sampai parkiran kami langsung menuju ke camp area.

Pemilihan lokasi di pantai Sanglen, karena area campnya terdapat banyak pohon. Cocok untuk dipasang hammock. Selain itu, fasilitas toilet dekat (nyesuaiin anak anak cewek) dan ada tempat shalat (anak kantor kan pada soleh semua) wkwk.

Sama kaya aktivitas kemping pada umumnya, begitu sampai di lokasi kami langsung membangun tenda dan menggantung hammock. Kemudian bersiap-siap untuk makan malam. Spesialis yang mengurusi konsumsi adalah bos Ragil. Eh keknya apa apa dia si, nyetir dia, belanja dia, masak ya dia.

Malam hari kami habiskan waktu dengan saling bercerita, gitaran, sama main games sampe akhirnya capek. Kami bergegas istirahat supaya besok pagi punya banyak energi untuk main air. Yang cowok tidur di luar, pake sleeping bag. Kecuali garbo, dia di hammock. Sedangkan yang cewek tidur di dalam tenda.

Singkat cerita, pagi menjelang. Kami satu persatu bangun dan seperti biasa bos Ragil mulai sibuk mempersiapkan sarapan. Kami membantu sebisanya sesuai instruksi dari dia.

Rencana hari kedua ini setelah sarapan adalah bermain air. Rugi lah kalo kemping di pantai tapi ga mandi di laut. Akhirnya setelah selesai sarapan, kami langsung menuju ke tepian laut untuk basah-basahan. Lama ga mandi di laut, kami puas puasin sampe bosan.

Abis selesai, kami langsung bergantian mandi bilas menggunakan air tawar, sekaligus ganti pakaian untuk bersiap pulang. Singkatnya begitu lah pokoknya. Intinya petualangan yang ke dua ini ga kalah seru sama yang pertama. Kami pulang ke Jogja, kos masing masing dengan perasaan riang gembira. Ya walopun pas nyampe kos, badan remuk semua. Tapi itu ga seberapa dibandingkan dengan kebersamaan dan kegembiraan yang kami rasakan.


Jadi rindu pengen main lagi sama mereka. Sekarang udah pada mencar.
Oke sekian cerita singkat petualangan kami di luar jam kantor.

Post a Comment

0 Comments