Tidak terasa sudah kurang lebih satu setengah tahun saya berada di luar kampung halaman, tentunya banyak hal yang saya rindukan. Walaupun beberapa bulan kemarin saya sempat mudik dan mengobati rasa rinde dengan bertemu keluarga tercinta, melihat kampung halaman lagi, dan bertemu teman-teman, tapi ada satu hal yang masih saya rindukan. Kemarin belum sempat diobati yaitu makan buah. Buah yang saya maksud bukan buah-buah kota seperti apel, semangka, anggur dll., Yang saya maksud adalah buah hutan yang dulunya saya bersama teman-teman sering mencarinya. Buah-buah itu sangat sulit ditemui di Yogyakarta, bahkan saya sama sekali belum pernah melihat sekalipun. Dan entah kenapa sekarang saya malah rindu buah-buah itu.
Buah apa aja sih?
Kalau ada yang bertanya seperti itu, nih saya sebutkan satu-satu...
Kalau ada yang bertanya seperti itu, nih saya sebutkan satu-satu...
Buah Bidara
Yang pertama adalah buah bidara, di kampung buah ini juga disebut buah bidara. Ukurannya sebesar kelereng, seperti gambar yang dilihat diatas. Daging buahnya hampir mirip daging buah apel dan bijinya bulat agak bertekstur. Untuk pohonnya, tekstur kulitnya kasar seperti kulit pohon asam, tapi bedanya pohon bidara ini berduri. Jadi untuk bisa mendapatkan buah ini biasanya dengan melempar kayu agar buahnya jatuh, atau menggunakan galah. Tapi jika ingin naik sebenarnya bisa, tapi benar-benar harus berhati-hati.
Ketika matang, buang ini akan berubah warna menjadi merah dan rasanya menjadi manis. Ketika baru ranum, warnanya hijau kekuningan, rasanya manis asam. Tergantung selera lebih suka yang mana. Kalau saya sendiri suka yang warnanya sudah oranye, mendekati matang.
Buah ini di kampung bisa dijadikan manisan, biasanya menggunakan buah yang sudang matang. Proses pembuatannya saya kurang tahu. Saya biasanya membeli atau dikasih sama tetangga yang kebetulan membuatnya.
Buah Sambi
Buah ini dalam bahasa Indonesia disebut buah Kesambi, ya tisak terlalu beda dengan nama ditempat saya, buah sambi. Pohon sambi ini kulitnya agak kasar tapi tidak terlalu bertekstur. Ukuran buahnya juga kecil, hanya sebesar klereng, daging buahnya berwarna kuning dan rasanya masam. Di dalam terdapat satu biji.
Bagi yang menyukai sensasi masam, buah ini bisa dimakan langsung. Tapi unutk yang sulit, buah ini enanknya dicampur dengan gula biar manis asem gitu :D. Jangan lupa kulitnya dilepas dulu.
Buah Kawi
Dalam bahasa Indonesia buah ini disebut buah kinca, kulitnya sepintas terlihat seperti melon. Tapi jangan salah, kulit buah kawi ini keras sekali. Daging buahnya menyatu dengan kulit, biasanya untuk memisahkannya menggunakan sendok, seperti menggaruk kelapa muda, kecuali kalau sudah matang, akan lebih mudah.
Untuk rasan, buah ini sangat sepat ketika masih muda dan sedikit kecut. Di kampung buah ini sering dipakai unutk rujak, tapi begitu sudah matang rasanya manis kok. Warna daging buahnya berubah menjadi cokelat kehitaman ketika matang, dan kulitnya menjadi lebih rapuh.
Buah Wila
Dalam bahasa Indonesia buah ini disebut buah Maja. Buah ini memiliki bentuk pohon mirip sperti pohon jeruk, soalnya disetiap sisi mempunyai ranting dan duri-duri. Untuk buahnya, kulitnya cukup keras dan daging buahnya menyatu dengan kulit. Di dalam kulit buah ada semacam kantung lem yang bentuknya mirip isi buah jeruk. Biasanya di kampung lemnya ini dipakai untuk ngelem kertas layangan :D. Buah ini rasanya manis kalau sudah matang, tapi hati-hati ketika hendak memakannya, jangan sampai kantung lemnya bocor, bisa sangat merepotkan lemnya. Kalau masih mentah, buah ini hanya bisa dimanfaatkan lemnya saja, karena dagingnya masih keras dan rasanya pahit.
Buah Cermele
Buah ceremai, kalo yang ini mungkin tidak terlalu asing. Saya juga pernah menemukan pohonnya satu kali di Jogja tapi belum berbuah. Buah ini rasanya asem banget banget banget, sama seperti sambi, kecuali kalau sudah matang. Di kampung buah ini biasanya dibuat manisan. Ukurannya sebesar kelereng, tapi kadang ada yang lebih kecil dan lebih besar. Didalamnya terdapat satu biji dan bijinya mirip sekali dengan biji buah bidara tadi.
Buah Duwe
Yang terakhir adalah buah duwet, namanya tidak terlalu berbeda jauh dengan nama yang biasa dipakai di daerah saya, di kampung belakangnya tidak pakai "t" hanya duwe saja. Buah ini kalau sudah matang warnanya hitam, merah kalo lagi setengah matang dan hijau bahkan ada juga yang putih kalo masih mentah.
Bentuknya lonjong dan ada satu biji di dalam yang bentuknya juga linjong. Rasanya 95% manis dan 5% asam jadi tetep dominan manisnya.
Bagi yang menyukai sensasi masam, buah ini bisa dimakan langsung. Tapi unutk yang sulit, buah ini enanknya dicampur dengan gula biar manis asem gitu :D. Jangan lupa kulitnya dilepas dulu.
Dalam bahasa Indonesia buah ini disebut buah kinca, kulitnya sepintas terlihat seperti melon. Tapi jangan salah, kulit buah kawi ini keras sekali. Daging buahnya menyatu dengan kulit, biasanya untuk memisahkannya menggunakan sendok, seperti menggaruk kelapa muda, kecuali kalau sudah matang, akan lebih mudah.
Untuk rasan, buah ini sangat sepat ketika masih muda dan sedikit kecut. Di kampung buah ini sering dipakai unutk rujak, tapi begitu sudah matang rasanya manis kok. Warna daging buahnya berubah menjadi cokelat kehitaman ketika matang, dan kulitnya menjadi lebih rapuh.
Dalam bahasa Indonesia buah ini disebut buah Maja. Buah ini memiliki bentuk pohon mirip sperti pohon jeruk, soalnya disetiap sisi mempunyai ranting dan duri-duri. Untuk buahnya, kulitnya cukup keras dan daging buahnya menyatu dengan kulit. Di dalam kulit buah ada semacam kantung lem yang bentuknya mirip isi buah jeruk. Biasanya di kampung lemnya ini dipakai untuk ngelem kertas layangan :D. Buah ini rasanya manis kalau sudah matang, tapi hati-hati ketika hendak memakannya, jangan sampai kantung lemnya bocor, bisa sangat merepotkan lemnya. Kalau masih mentah, buah ini hanya bisa dimanfaatkan lemnya saja, karena dagingnya masih keras dan rasanya pahit.
Buah Cermele
Buah ceremai, kalo yang ini mungkin tidak terlalu asing. Saya juga pernah menemukan pohonnya satu kali di Jogja tapi belum berbuah. Buah ini rasanya asem banget banget banget, sama seperti sambi, kecuali kalau sudah matang. Di kampung buah ini biasanya dibuat manisan. Ukurannya sebesar kelereng, tapi kadang ada yang lebih kecil dan lebih besar. Didalamnya terdapat satu biji dan bijinya mirip sekali dengan biji buah bidara tadi.
Yang terakhir adalah buah duwet, namanya tidak terlalu berbeda jauh dengan nama yang biasa dipakai di daerah saya, di kampung belakangnya tidak pakai "t" hanya duwe saja. Buah ini kalau sudah matang warnanya hitam, merah kalo lagi setengah matang dan hijau bahkan ada juga yang putih kalo masih mentah.
Bentuknya lonjong dan ada satu biji di dalam yang bentuknya juga linjong. Rasanya 95% manis dan 5% asam jadi tetep dominan manisnya.
yup,, selesai.. tapi sebenarnya masih ada beberapa yang mau saya ceritakan. Tapi sulit unutk mendapatkan gambarnya, kurang asik menjelaskannya tanpa ilustrasi. Berharap di Yogyakarta atau paling tidak di Jawa sebelah mana nantinya saya bisa menemukan buah-buah ini.
...END...
Sumber gambar : Google
4 Comments
zen lu bikin ngiler gue aja brrrrr
ReplyDeletehaha aku yo ngiler juga pas nulis :D
Deleteboleh dong tuker2 nomer hp, pengen sharing aja terkait buah2 diatas.
ReplyDelete0878 3959 5880 adi
yuhuu, boleh sekali :)
Delete