Klenteng Sam Poo Kong Semarang

Akhirnya main ke Semarang lagi... (sebenarnya ini cerita bulan kemarin yang baru sempat ditulis)
Sudah sejak lama sebenarnya saya ingin main ke Semarang, karena ada beberapa tempat yang pengen banget saya kunjungi. Misalnya Masjid Agung, Sam Poo Kong, dan Kota Lama. Sayangnya, kota Semarang nih jauh, dan juga jarang teman-teman ngajak main ke sana.

Nah kemarin teman kerja, Boim, tiba-tiba ngajak ke Semarang, katanya ada festival Jepang. Awalnya saya tidak begitu tertarik, karena ngapain jauh-jauh ke Semarang cuma untuk nonton festival Jepang. Di Jogja banyak, tinggal nunggu aja. Tapi ternyata ada yang bikin dia tertarik, karena bintang tamunya tuh JKT48. Hmm saya mulai berpikir ulang, jiwa wota saya kembali terpanggil. Beberapa kali ke Jakarta ga pernah sempat nonton teaternya, pas show di Jogja juga harus bayar. Yasudah saya terima ajakannya, sekalian main juga ke Semarang. Kapan lagi nonton JKT gratis... (beruntung saya dapat gratis, padahal teman saya bayar)

Jadilah saya dan Boim merencanakan petualangan di sana. Saya mau ikut asal kita main juga keliling Semarang. Festivalnya sudah mulai dari pagi, tapi JKT48 baru tampil malam, sore rencananya baru kami ke festival, paginya main dulu. Tujuannya adalah ke Klenteng Sam Poo Kong dan Kota Lama...

Ohya.. Saya tidak akan cerita banyak soal festival maupun JKT48 :)


Kami berangkat Minggu pagi, star dari Jogja jam 7 passs. Supaya punya banyak waktu untuk keliling Semarang. Terakhir ke Semarang tahun 2012, dulu nonton J-Rocks sama main ke Lawang Sewu. Yang beda lagi, dulu berangkatnya lewat Magelang trus Temanggung, kali ini lewat Boyolali. Ya itung-itung biar suasana baru.

Sampai Semarang sekitar jam setengah 11, kami langsung menuju ke Sam Poo Kong. Rencananya setelah dari sini baru main ke Kota Lama. Karena ga ada yang paham wilayah Semarang, kami mengandalkan Gmaps untuk bisa sampai di Sam Poo Kong.

Harga tiket masuknya untuk weekdays: Dewasa : Rp. 8.000 (Rp. 10.000 untuk turis asing) Anak-anak : Rp. 5.000 (Rp. 8.000 untuk turis asing), harga ini untuk area luar klenteng ya. Nah untuk bisa masuk ke area klenteng utama tiketnya beda lagi, Dewasa : Rp. 28.000 (Rp. 40.000 untuk turis asing) Anak-anak : Rp. 15.000 (Rp. 25.000 untuk turis asing).

Sedangkan untuk weekend harga tiketnya: Dewasa : Rp. 12.000 (Rp. 15.000 untuk turis asing) Anak-anak : Rp. 8.000 (Rp. 8.000 untuk turis asing) untuk area luar klenteng. Dan Dewasa : Rp. 30.000 (Rp. 45.000 untuk turis asing) Anak-anak : Rp. 15.000 (Rp. 30.000 untuk turis asing).

Karena kami datang hari Minggu, kami harus bayar lebih dari harga hari biasanya, Rp. 30.000/orang. Sekedar info nih ya, kalau sekedar untuk foto-foto keperluan aplot di sosmed, sebenarnya bayar tiket untuk area luar aja udah cukup. Klenteng utamanya terlihat sangat jelas dari area luar, jadi masih bisa banget jadi latar foto. Dan memang lebih bagus untuk berfoto dari luar. Karena begitu masuk, jaraknya terlalu dekat dengan bangunan, jadinya gak keliatan full.

Kami sempat rembukan mau beli tiket yang mana, kepilih lah tiket terusan. Karena jarang-jarang bisa ke Semarang lagi, yaudah eksplor sampe dalam aja. Ya apa lagi saya mikirnya area dalam klenteng bakal sangat luas mengingat harga tiketnya yang jauh, eh ternyata semuanya bisa keliatan dari luar. Bedanya hanya kalo di dalam kita bisa masuk ke klentengnya. Memang gak ada ruginya sih...

Selesai membeli tiket, kami eksplor area bagian luar terlebih dahulu. Keliling-keliling ke semua bagian. Nah ada yang spesial nih, menjelang siang hari akan ada pertunjukan barongsai yang bisa kamu nikmati. Jarang-jarang kan liat pertunjukannya, kelamaan kalo nunggu Imlek lagi wkwk.

Tidak terlalu banyak yang bisa dinikmati di area luar ini, selain foto-foto dan melihat bangunan klenteng. Sebelum melanjutkan untuk melihat area dalam, kami nyari makan dulu, apalagi saya berangkat belum sarapan -__-. Barulah setelah tenaga terisi full, kami lanjut untuk mengeksplor bagian dalam.

Perlu diperhatikan, tidak semua hal di area dalam bisa kita jepret. Beberapa tempat hanya boleh dilihat tanpa difoto, sebagaian bahkan hanya boleh dinaiki bagi yang ingin sembahyang. Jadi klenteng Sam Poo Kong ini masih berfungsi juga sebagai tempat ibadah. Nah untuk klenteng utama atau yang ukurannya paling besar, kita sedikit bebas. Karena kita boleh masuk (lepas alas kaki), dan boleh mengambil gambar, asalkan tidak berisik, karena ada yang melakukan ibadah. Ya mirip mirip lah kalau kita masuk ke masjid, harus tenang. Ada juga pembatas yang hanya boleh dilewati bagi yang ingin beribadah.

Di klenteng utama ini banyak yang bisa kita lihat, selain jamaah yang sedang beribadah, ada juga barang barang keperluan ibadah, ada lonceng. Kita juga bisa melihat arca.. eh stupa.. eh apa ya namanya, pokoknya lukisan pahatan batu di dinding gitu, yang menceritakan perjalanan laksamana Zheng He. bisa dilihat di bagian belakan klenteng utama. Ada juga lampion lucu, sama ruang ibadah (hanya saja kita ga boleh masuk).

Setelah merasa cukup melihat dan berkeliling area klenteng Sam Poo Kong, kami langsung bersiap menuju ke Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) untuk menikmati Bunkasai atau festival kebudayaan Jepang.

Yap pada akhirnya kami ga jadi ke Kota Lama, langsung nonton festival Jepang wkwk...
Segitu saja cerita petualangan saya di Semarang kemarin, masih banyak tempat yang belum bisa dikunjungi. Jadi next kalo ada kesempatan ke Semarang lagi, boleh laah. Semoga bisa lebih lama.

Post a Comment

0 Comments