Gereja Gotik Sayidan

Tadi siang, siang agak sore, saya abis keluyuran sama anak-anak kelas. Diajak Retno main ke Gereja Gotik yang ada di daerah Gondomanan. Biasalah ibu-ibu pen ngisi feed sosmednya. Selain saya dan Retno, kami berdua juga ngajak Ide sama Uni Mira. Kebetulan berempat kosannya berdekatan, makanya lebih mudah kalo diajak main.

Belakangan, Gereja Gotik ini lagi viral, banyak yang jadiin lokasi buat foto-foto. Sebenarnya bangunan ini udah lama ada, tapi letaknya nyempil ditengah pemukiman. Jadi dari jalan gede ga begitu kelihatan, ga banyak yang ngeh.. Sekarang, salah satu bangunan yang menghalangi pandangan kita dari jalan umum ke gereja itu sudah roboh, makanya gerejanya sekarang keliatan jelas banget. Entah siapa yang memulai pertama kali, tapi sekarang lokasi ini jadi objek wisata dadakan. Untungnya ga ditarikin tiket masuk, tadi juga ga ada yang jagain parkir. Tapi cuma bisa numpang foto, ga bisa masuk.


Cerita sedikit, kurang lebih 4 tahun lalu (kalo ga salah), saya bersama beberapa teman kuliah yang lama (sekarang mainnya sama temen kuliah baru wkwk) pernah coba nyari tau tentang bangunan ini. Ketika lewat di jembatan Sayidan, kita bisa melihat pucuknya. Karena penasaran, kami berinisiatif untuk cari tau lebih jauh. Kami menuju ke sana, begitu sampai gerbang dikunci. Saya juga pernah pergi untuk ke dua kalinya sama Alek, berhasil sampai persis dibawah bangunan. Hasilnya bangunan itu kosong. Kami penasaran, karena kami pikir bangunan itu objek wisata yang bisa dikunjungi, ternyata hanya bangunan yang sedang ditinggal pemiliknya.

Yosh lanjut ke cetita saya ketika menemani ibu-ibu sosialita ke sana. Dalam perjalanan kami disapa hujan. Setelah sampai pun kami sempat berteduh terlebih dahulu sebelum mulai poto-poto. Tapi ga terlalu lama, hujan mulai reda dan kamipun mulai beraksi.

Sekilas yang saya lihat, ada beberapa perbedaan antara bangunan yang dulu dan sekarang. Dulu warna bangunannya putih polos, kusam juga kek ga keurus. Selain itu, kubah menaranya juga agak miring-miring. Sekarang sudah lebih rapi, warnanya berubah menjadi abu-abu bersih. Yang kusam dan yang miring udah diperbaiki. Semanjak viral keknya yang punya mulai memperhatikan lagi. Terlihat masih ada bekas tukang yang renovasiin bangunannya.

Kekurangannya menurut saya dari lokasi ini, kalo emang pengen dijadiin objek wisata, yaitu lokasinya yang berada di tengah pemukiman. Agak susah untuk difoto, cuma bisa dari lokasi tanah kosong bekas bangunan rubuh. Bisa dilihat dari satu sisi aja, gimana jadinya nek tanah kosong itu dibangun bangunan lagi :D. Tapi ya mau gimana lagi, masa semua rumah yang ada di sekitarnya mo dirobohin wkwk.

yang ke dua, semoga setelah direnovasi, pemiliknya mau buka biar wisatawan bisa masuk berkunjung ke dalam Gereja Gotik itu. Entah di dalamnya nanti mau diisi apa, dijadiin studio pameran atau mungkin museum. Paling gak bisa masuk. Tapi ya, kembali lagi ke yang punya, bisa aja malah dihuni sendiri sama pemiliknya :D

Sedang asiknya mengabadikan momen, hujan turun lagi. Kami tidak bisa terlalu lama cekrek-cekrek jadinya. Kembali ke tempat meneduh sambil memikirkan rencana selanjutnya. Masih mau lanjutin poto-poto, tapi ujan ga juga reda. Akhirnya kami putusin buat udahan, udah mulai sore juga. Keputusan akhir, kami nyari makan di daerah Keraton Pakualaman, di sana ada kek food court gitu. Tanpa nungguin ujan reda, kami cuss pake jas ujan.

Petualangan kami pun selesai sampai di situ. Setelah selesai makan, kami langsung kembali ke kos masing-masing.

Dan sekian juga cerita ini. Saya masih penasaran dengan apa yang akan terjadi kedepannya dengan bangunan itu. Seandainya satu atau dua tahun lagi saya masih berkesempatan stay di Jogja, mungkin saya akan ke sana lagi untuk liat-liat. Siapa tau udah boleh masuk wkwk.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya...

Post a Comment

0 Comments