Sensasi Horor Kemping di Goa Jepang Pundong

Yoshhh.. setelah setahun lebih, akhirnya Spartan bisa berpetualang dengan formasi lengkap lagi. Jadi udah setahun semenjak Alek lulus, dia kembali ke Jakarta. Kebetulah kemarin dia sama Gita, liburan ke Jogja dan kami bisa berkumpul lagi.


Menyambut Alek yang ke Jogja, kami merencanakan untuk kemping. Selain seru-seruan, kebetulan udah lama juga nih ga main dan kemping bareng. Di waktu yang singkat, pen bikin momen yang spesial. Bukan di pantai seperti biasanya, lokasi yang kami pilih adalah goa Jepang yang ada di Bantul sana. Gatau siapa kemarin yang ngasi rekomendasi, katanya di sana syahdu buat kemping. Ino ini pasti, kalo gak Alek.

Dengan minimnya pengetahuan kami mengenai lokasi, karena belum ada yang pernah ke sana, kami mengandalkan google maps, dan bertanya kepada warga sekitar. Hingga akhirnya kami bisa sampai dengan aman di lokasi. Goa Jepang ini berada di desa Seloharjo, Pundong, Bantul. Bentuknya kek bunker persembunyian rahasia gitu.

Kami sampai di lokasi, hampir tengah malam. Waktunya habis di muter nyari-nyari. Dari kota, perjalanan memakan waktu hampir dua jam lebih, udah sama nyasarnya itu, tambah lagi ban motor Ino bocor. Padahal kalo udah tau paling sejam. Tapi Spartan sukanya kek gitu, harus ada nyasar-nyasarnya. Mungkin bukan suka sih, tapi ya sial terus, soalnya kami suka nyari tempat baru. Begitu udah tau ya ga bakal nyasar lagi.

Oke lanjut... Begitu sampai, kami masih kebingungan. Jadi lokasi kempingnya itu bukan di Goa Jepangnya, karena pasti ga dibolehin, apa lagi serem. Nah kami bingungnya di situ, udah tengah malam, di hutan, jalan sepi, gatau mau nanya siapa. Nekatlah kami parkir di pinggir jalan, trus masuk ke hutan buat nyari lokasi kemping. ____ Oya ini saya gak rekomendasiin kaya gini ya, mending datang pas masih terang dan tanya warga aja. Karena kami kemarin bener-bener ambil resiko ninggalin  motor dipinggir jalan. Mau balik nanggung, udah nyewa alat sama udah tengah malam juga. Jadi saran saya, survei dulu, ato datang lebih awal dan nanya. Modelnya Spartan kek gini nih, nekat :D

Tapi alhamdulillah kami aman...

Lokasi kemping nya ternyata ada di sebelah atas. Kami harus masuk ke hutan, ngikutin jalan setapak kecil (pas buat satu orang), kasian Gita sih, tapi strong banget dia, gada ngeluh. Akhirnya nemu tanah lapang kecil di pinggir tebing. Saya ga tau apa ada yang pernah kemping di sini sebelumnya -__-. Karena udah lelah nyari lokasi, kami putuskan untuk mendirikan tenda di situ, soalnya yang lain hutan dan tebing doang. Soal motor, kami hanya bisa berdoa, semoga ga ada orang jahat yang lewat.

Udah larut, kami langsung mendirikan tenda dan membuat makan malam. Ngobrol bentar trus tidur. Yang cowok-cowok tidur di luar pake SB, Gita di dalam tenda. Gatau dah tuh tengah malam Alek pindah gak :D.

Pagi hampir tiba, kami semua hanya tidur beberapa jam, dan bangun subuh. Di sinilah keindahannya mulai terlihat. Malam hari gelap, sama sekali ga kelihatan apa apa, kek kemping tengah hutan. Malam sebenarnya pemandangan gak jelek-jelek amat sih. Bisa liat lampu perumahan warga, mirip pemandangan dari Bukit Bintang lah.

Dari sini, seandainya sampai sore hari, pasti akan bisa menikmati indahnya matahari terbenam. Karena lokasinya diatas bukit, kita bisa dengan jelas melihat hamparan pantai dan laut. Sayangnya kami sampainya tengah malam. Tapi kami ga kecewa, karena kami masih bisa menikmati sunrise, dari sini juga bisa melihat dengan jelas matahari yang terbit. Perfect lah lokasi ini tuh.

Begitu hari mulai terang, kami disuguhi pemandangan hamparan sawah nan hijau, pantai Parangtritis dan lautnya yang luas. Mata-mata yang masih ngantuk langsung segar. Biasa kemping di pantai, jarang nemu pemandangan kaya gini.

Nah tadi saya memang ga merekomendasikan untuk datang ke sini seperti cara kami, tengah malam datang trus ninggalin motor sembarangan. Tapi, untuk lokasi kempingnya, beta sangan merekomendasikan. Secara pribadi, salah satu ini tempat kemping yang paling apik menurut saya. Lokasinya sempurnya, kalo aja datang di waktu yang tepat, sunset sama sunrise bisa dinikmati semua. Intinya kalau ada rencana kemping ke sini, datang lebih awal, dan sebaiknya tanya-tanya ke warga kalau bingung lokasinya. Soalnya saya mau jelasin tempatnya susah. Dari goa Jepang, di kiri jalan (dari arah Jogja) nanti ada kek jalan kecil masuk hutan, naik ke bukit trus nyampe tebing. Ntar di situ ada lahan kecil buat tenda. Bingung kan? gitu lah pokoknya.

Setelah puas mata dimanjakan oleh pemandangan dan tentunya mengabadikan momen juga, kami sarapan lalu berkemas untuk kembali ke Jogja. Kami tidak bisa terlalu lama, karena memang Alek sama Gita gapunya banyak waktu. Banyak yang harus mereka lakukan dengan liburan singkat di Jogja.

Senang rasanya Spartan bisa kembali main bareng lagi. Setelah setahun ga ketemu Alek yang udah pulang kampung. Semoga tahun depan atau kapan kami masih bisa ngumpul lagi. Soalnya selain Alek, saya juga mungkin akan pulang kampung juga. Tengkyu gengs, sehat-sehat selalu.


Sekian cerita petualangan spektakuler kami, sampai jumpa di cerita selanjutnya_

Post a Comment

0 Comments