Lingko Cara, Sawah Jaring Laba-Laba di Cancar

Ketika melihat judulnya, buat yang sering nonton Jalan-Jalan Men mungkin bisa langsung tau lokasi seperti apa yang kali ini saya kunjungi. yap sawah tradisional di Kabupaten Manggarai yang polanya seperti jaring laba-laba, disebut Lingko Cara.

Sebenarnya cerita ini satu dengan petualangan ke Wae Rebo di postingan sebelumnya. Tapi belum sempat saya tulis karena utamain cerita ke Wae Rebonya. Berbeda dengan Wae Rebo yang letaknya cukup jauh, objek wisata sawah ini jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari rumah. Tapi sayang sekali saya dan Iman berkunjung di waktu yang kurang tepat. Karena sawahnya lagi kosong, belum ditanami padi.

Padahal udah berekspektasi bakal liat hamparan sawah yang hijau dengan pola jaring laba-laba.

Saya sebagai warga Manggarai sebelumnya ga tau kalau ada sawah seperti ini. Dan justru taunya lewat video youtube Jalan-jalan Men. Dulu sebelum saya merantau untuk kuliah, saya memang hanya anak rumahan. Pas kuliah baru ketularan teman-teman kelas yang suka jalan. Dan memang sawah ini bukan hal yang spesial sampai bisa dijadikan tempat wisata. Tapi begitu viral oleh Jebraw, bahkan kami warga lokal yang sebelumnya nganggap biasa, jadi pengen ke sini. Hanya untuk pamer kalo saya udah lho ke sini wkwk.

Setelah nonton video itu, saya langsung niatin untuk ke sana begitu pulang mudik. Tapi mudik kemarin belum sempat mampir, nah baru sekarang bisa mampir padahal tanpa rencana. Tujuan utama saya dan Iman adalah mengunjungi Wae Rebo, tapi karena kebetulan perjalanan ke sana melewati daerah yang dekat dengan wisata sawah ini, kami mampir sekalian.

Karena belum ada yang tau lokasinya, kami sempat beberapa kali mondar mandir menuju ke sini. Dari kejauhan, sawahnya udah kelihatan. Kami tinggal menuju ke bukit yang disinggahi Jebraw di video Jalan-Jalan Mennya. Nah nyari bukit ininya yang kami bingung. 

Kami menuju daerah perbukitan, sambil mengira-ngira "sepertinya lokasinya di sini". Akhirnya setelah beberapa lama putar balik, ketemu juga lokasinya. Untuk bisa samai ke spot view, kita masih harus tracking. Sepeda motor bisa dititipkan di rumah warga. Tinggal ngomong baik aja :)

Begitu sampai di spot, ya seperti yang saya keluhkan di awal tadi, sawahnya masih gersang. Padahal saya sudah berekspektasi kalo sawahnya hijau syahdu. Tapi mau gimana lagi, kalau mau pas memang harus bisa tau terlebih dahulu kapan musim tanamnya.

Walaupun begitu, kami cukup puas karena sudah tahu lokasinya, lagian memang ini bukan tujuan utama kami. Kami berharap Wae Rebo nantinya bisa mengobati kekecewaan kami di sini. Dan benar saja, ketika sampai di Wae Rebo, semua terbayar. Kami betul-betul merasa puas.

Singkat saja, karena memang tidak banyak yang bisa saya ceritakan. Untuk cerita serunya ya pas di postingan Wae Rebo kemarin.

Post a Comment

0 Comments