Mahameru-Semeru

Mahameru, pasti sudah akrab dengan nama ini. Gunung dengan puncak tertinggi di Pulau Jawa ini, tanggal 19 September lalu baru saja saya taklukkan bersama teman-teman *sombong. Niat untuk ke Semeru sebenarnya sudah menjadi keinginan jauh-jauh hari, hanya saja menurut kabar yang beredar kalo budget yang disiapkan itu lenih dari 500rb-an, jadi kami masih berpikir dua kali. Terkendala dana, namanya juga traveler kos-kosan, mencari yang murah tapi gak murahan. 

Dua minggu sebelum keberangkatan saya dapat info dari Alek (travelmate-ku) kalau ada temennya (Ridwan/Barchoy) yang menawarkan trip ke Semeru dengan budget 250rb. Tanpa berpikir lama, saya langsung terima. Takutnya besok-besik tidak ada lagi tawaran yang murah seperti ini nantinya. Kebetulan saat itu PT KAI sedang memberikan promo tiket murah, semakin beruntunglah kami. Selain mengajak saya, Alek juga mengajak Rengga (teman kelas saya dan Alek) yang memang pengen sekali ke Semeru. Setelah fix ikut kami bertiga langsung mengumpulkan dana ke ketua tim. Sembari menunggu hari-H, tiap sore hari saat weekend kami olahraga kecil-kecilan untuk melatih fisik, soalnya kami bertiga belum punya pengalaman mendaki gunung sama sekali sebelumnya. Beberapa hari sebelum berangkat Barchoy dan timnya (Furqon dan Muchlizz <~ emang pendaki nih) mempersiapkan peralatan dan logistik. 
Furqon, Alek, Rengga, saya, Mba temennya Muchliz, Muchliz, Barchoy
19 September kami berangkat dari Jogja menuju Malang sekitar pukul 10 malam, sorenya kami berkumpul dulu untuk kemas-kemas peralatan dan logistik di kosannya si Barchoy. Kami sempat terburu-buru ke stasiun Tugu Yogyakarta, untungnya tidak sampai terlambat dan jam 10 lebih dikit kami memulai petualangan kami berangkat menuju Malang.

Di truk
20 September pukul 05:20 sampai di Malang, tujuan berikutnya adalah Pasar Tumpang. Sebelum mencari angkot menuju Tumpang , kami berlima lama nongkrong di stasiun, menunggu teman mas Muchliz kurang lebih tiga jam-an. Baru jam setengah 9 kami berangkat menuju Pasar Tumpang. Dari Stasiun ke pasar Tumpang memakan waktu sekitar setengah jam. Di Tumpang kami berencana untuk naik truk sayur, soalnya lebih murah daripada menyewa mobil jeep, apa lagi bisa muat lebih banyak orang jadinya pembagian biayanya semakin murah. Satu truk biasanya muat untuk 20 orang, sedangkan kami cuma ber tujuh jadi harus  menunggu ada rombongan lain. Untungnya tidak perlu menunggu begitu lama, rombongan lain muncul. Pukul 10:10 kami berangkat menuju Ranupane *gerbangnya semeru nih. Perjalanan dari Tumpang ke Ranupane memakan waktu sekitar dua setengah jam, tapi tidak akan terasa karena selama perjalanan disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata. 

[Day I] 
12:49 sampai di Ranupane, kami langsung istirahat makan dan sebagian menuju loket pendaftaran untuk mengurus tiket masuk. Setelah cukup lama beristirahat, pendaftaran beres, dan mental siap, sekitar pukul setengah 3 sore petualangan sesungguhnya dimulai, track begin! 

Samudera awan
Track pertama ini menuju Ranukumbolo. Baru pertama kalinya mendaki yang betul-betul mendaki gunung, rasanya super capek padahal baru sebentar. Tapi setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, rasa lelahnya terbayar dengan pemandangan samudera awan yang luar biasa, rasanya seperti tidak sedang di bumi. Dalam pendakian menuju Ranukumbolo selain asik menikmati keindahan alam sekitar, ada juga sialnya, ada yang kakinya keram kakinya sampai nyungsep. Kakinya kaku kedinginan, bagaimana tidak, ketika yang lain menyadari hari sudah mulai gelap dan dingin malah so’soan gak mau pake kaos kaki. 

5 jam perjalanan yang seper duper melelahkan, akhirnya jam delapan malam kami sampai di Ranukumbolo. Tidak banyak yang kami lakukan selain buru-buru membangun tenda agar bisa segera menghangatkan diri. Hawanya sangat dingin sampai -18 derajat. Setelah berhasil membangun tenda dan menghangatkan diri, sebagian anggota membuat makanan. Perut sudah terisi, kami langsung beristirahat. 

[Day II] 
Ranukumbolo
21 September pukul 05:20 kami bangun dari tidur, keluar dari tenda dan kami terpanah dengan apa yang kami lihat. ya keindahan danau Ranukumbolo yang sebelumnya tidak bisa kami lihat di malam hari saat pertamakali sampai. saya setuju kalau tempat ini dibilang surga dari Semeru, selain danaunya yang indah, pemandangan sekitarnya juga indah sekali, pantas saja banyak muda mudi yang bukan pendaki pro rela datang cuma sampai Ranukumbolo tanpa ke puncak. Ada sebuah pemandangan spesial yang jarang sekali saya temui yaitu munculnya bunga es. Di pagi hari, saking dinginnya di sini bukan embun yang muncul tapi bunga es.

Stelah makan dan berkemas kami langsung berangkat menuju titik ke dua, Kali Mati. Perjalanan menuju ke sana harun menghadapi beberapa medan diantaranya, Tanjakan Cinta yang mitosnya kalau saat mendaki kita memikirkan seseorang yang kita suka, bisa jadian, asal tidak menengok kebelakang dan kami semua lolos tanpa menengok. Kurang lebih 5 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Kali Mati. Di sini kami mendirikan tenda lagi. Nanti jam 9 kami harus tidur dan jam 11 bangun kembali, karena jam 12 malam kami akan menuju puncak Mahameru, semua barang ditinggalkan di tenda, yang dibawa hanya senter, air, dan nyali.

[Day III]
Istirahat ditengah pendakian menuju puncak
24:00 selesai berdoa kami langsung beranjak dari Kali Mati menuju puncak tertinggi Pulau Jawa. Pendakian lebih susah dibanding sebelumnya, karena harus berebut oksigen sama pohon-pohon, lebih ngos-ngosan. Satu setengah jam perjalanan kami sampai di Arcupodo, kami beristirahat sejenak mengumpulkan nyawa dan kemudian melanjutkan perjalanan. Pukul 02:30 dini hari kami masuk jalur vegetasi, saya menganggap baru ini lah sesungguhnya kita mulai benar-benar mendaki. Jalur pendakian yang bukan lagi tanah melainkan pasir, bikin beban pendakian menjadi 2 bahkan 3 kali lipat lebih berat.

Saat pendakian, banyak pendaki yang kembali turun, ada yang kecelakaan, ada juga yang tidak sanggup untuk melanjutkan sampai ke puncak. Melihat itu, sedikit membuat semangat kami goyah. Sempat berhenti sejenak, tapi semangat kami untuk sampai ke puncak terlalu kuat untuk digoyahkan, oh iya saat asyik duduk, kami melihat bintang jatuh, serasa begitu dekat.

Sayangnya ada beberapa dari tim kami yang menyerah, Muchliz dan temen ceweknya kemudian disusul Rengga. Saya, Alek, Furqon, dan Barchoy tetap memaksakan diri walau sebenarnya sangat lelah. Dan akhirnya tepat tanggal 22 September 2013 pukul 08:00 kami sampai di puncak tertinggi Pulau Jawa, MAHAMERU!
Puncak MAHAMERU
Total waktu perjalanan kami dari Ranupane ke Puncak sekitar 18 jam. Walaupun tulang rasanya sudah mau copot, begitu melihat pemandangan dari puncak semua rasa capek, lelah atau apala tidak lagi terasa. Berada dipuncak tertinggi rasanya seperti sedang terbang, bumi itu indah kalau dilihat dari atas ternyata, langit juga rasanya bisa digapai. Great!!!

09:00 kami turun, kembali ke tenda. Kami bermalam untuk satu malam lagi di Kali Mati dan semalam juga di Ranupane, karena tidak dapat truk. Tanggal 23 September pagi kami masih belum mendapat tumpangan truk dan terpaksa milih naik ojek menuju Tumpang, dari Tumpang naik angkot ke terminal Arjosari. Pukul 01:30 Arjosari-Surabaya, 05:00 Surabaya-Jogja. [END]

Post a Comment

0 Comments