Desa Wisata Bleberan [Goa Rancang & Air Terjun Sri Gethuk]

Sri Gethuk, tempat yang sudah lama menjadi target tujuan anak-anak H-igh Class, dan akhirnya hari Minggu kemarin sudah berhasil dijamah. Minggu 2 Desemmber, SPARTAN (saya, Alek, Ari, Frino) dan the Girls (Choni, Aven, Ayu) plus Fitri *istri Frino* dan Mirza, melakukan petualangan kecil ke air terjun Sri Gethuk. Perjalanan ini telah direncanakan pada bulan-bulan sebelumnya oleh anak-anak kelas tapi gagal. Kemudian minggu kemarin, coba dibicarakan lagi dan sekalian di fix-kan, walaupun cuma beberapa orang yang bisa ikut.


Hari Minggu kami bikin janji untuk berkumpul di kampus-C13 jam 06.30, tapi seperti biasa ngaret, semua datangnya terlambat, jadi berangkatnya sekitar jam setengah 8. Berangkat dari kampus dengan ceria, sampai di tengah perjalanan saya mendapat musibah, ketilang karena melewati marka jalan. Saya tidak tau benar atau tidak, karena saya merasa tidak melewati marka jalan. Saya mengejar teman yang di depan sambil menyalip mobil, tapi ya kurang tau juga, mungkin pak polisisnya lebih jeli pas sedang butuh, duit ludes Rp.40.000. Haaah kalo diinget pengan bilang schei**eeeee. Tapi tidak masalah, tujuannya adalah bersenang-senang, meratapi nasib itu urusan belakangan. Menikmati petualangan yang paling utama, jadi tanpa membuang banyak waktu perjalanan dilanjutkan.

Dibawah mulut goa
Kurang lebih setengah jam dari peristiwa tadi akhirnya kami sampai di kawasan desa wisata Bleberan. Tiket masuk daerah wisatanya hanya Rp.5.000/orang, cukup murah. Di sana kami bisa menikmati wisata goa Rancang dan air terjun Sri Gethuk. Awalnya kami tidak punya rencana untuk main ke goa, tapi karena penasaran dan kebetulan tempat parkir motornya di samping goa, ya udah sekalian masuk saja. Kami dikenai biaya masuk Rp.2.000/orang, untuk dana perawatan dan pelestarian kalo tidak salah, agak lupa :D.

Goanya keren banget, saya mengira goan ini seperti goa-goa biasanta, yang seperti trowongan. Tapi goa ini pintu masuknya seperti lubang besar di tanah dan di tengahnya ada pohon besar. Pohon ini katanya berusia sekitar 350 tahun, lamanya seperti Indonesia dijajah Jepang. Sekilas goa ini seperti ruang bawah tanah. Menurut pemandunya, goa ini katanya pernah menjadi tempat persembunyian dan di dekat pintu masuk ada goa kecil lagi konon katanya sakitnya karena diguna-guna  menjadi jalan pintas unutk sampai ke air terjun Sri Gethuk. Lalu di bagian dalam goa ada pintu ghaib menuju pantai selatan. Ni sebenarnya goa apa kantong doraemon ya? ada pintu kemana sajanya.. ke NTT ada gak ya? :D

Dalam goa
[Alek, Fitri, Mirza, Aven, Ayu, aku, Choni, Ari, Frino]
Selesai berwisata melihat-lihat isi goa *padahal gak ada isinya* kami melanjutkan misi ke target utama yaitu air terjun Sri Gethuk. Dari goa Rancang tadi, kami masih harus menempuh parjalanan sekitar 1 km lagi untuk menuju ke tempat penyebrangan. Dari tempat penyebrangan menuju air terjun ada dua alternatif pilihan rute yaitu jalur darat dan jalur air. Untuk jalur darat perlu menempuh perjalanan dengan tracking kurang lebih 500m, sedangkan jalur air hanya sekitar 250m. Karena sudah tidak sabar, kami memilih melewati jalur air, sebih seru juga. Kami menempuh jarak 250m melewati sungai menggunakan perahu rakit, untuk biaya penyewaan perahu rakit ini dikenai biaya Rp.10.000/orang, sudah pulang pergi.
Persiapan naik perahu
Ditengah sungai
Sebelum naik perahunya kami diwajibkan memakai pelampung agar lebih aman, kebetulan juga saya tidak bisa berenang, penumpangnya juga dibatesin 12-13an orang. Perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 menit untuk sampai di air terjunnya.

Sampai
Berbeda seperti yang saya bayangkan sebelumnya, waktu melihat foton air terjun ini di internet, terlihat besar, eh sampai sini ternyata tempatnya kecil. Meskipun begitu, ruameee banget, jadi sempit banyak orangnya. Tapi tetap bisa dinikmati kok, Main airnya menyenangkan. Ternyata walaupun tidak begitu luas, kalau dinikmati tuh tetap asyik. Kami bisa bermain di air terjun dan ada kaya kolam kecilnya, bisa main di batuan yang ada aliran airnya, atau main di sungainya juga bisa. Kalau kuat menerjang arus, langsung nyebur ke sungai tidak apa-apa. Tapi bagi yang ragu apa lagi tidak bisa berenang, bisa menyewa pelampung atau ban dengan biaya Rp.5.000.

Saat sedang asyik bermain di sungai ada musibah kecil yang menimpa teman kami Aven. Awalnya kami hanya ingin pergi ke batu yang ada ditengah sungai, dan untuk sampai ke situ kami harus melewati sungai berarus. Nah karena arus tersebut, kami harus saling berpegangan saat menuju ke batu, sayangnya saat semua hampir berhasil sampai ke batu, Aven justru terpisah, entah dia memang mau berenang atau bagaimana, Alek juga malah ikutan. Semua baik-baik saja saat permulaan, tapi karena arusnya melawan mereka jadi agak kerepotan. Alek dengan santai mengikuti arus dan sampai ke tepi sungai, tapi Aven yang ingin berusaha berenang melawan arus kelelahan dan untungnya ada mba-mba yang pakai pelampung menarik Aven keluar. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa dengan Aven, dia cuma merasa kaget saja atas kejadian itu.


Untuk gambar saat kami main air terjun tidak ada, soalnya takut kameranya kena air. Sayang sekali tidak ada dokumentasi keasyikan kami bermain air terjun. Setelah merasa puas dan semua juga kelihatan sudah kelelahan, setelah bermain kami putuskan untuk pulang. Saat perjalanan pulang cuaca sedikit tidak bersahabat, kami kehujanan. Tapi alhamdulillah kami bisa kembali di Jogja dengan selamat.

SPARTAN, H-igh Class! Tidak sia-sia saya datang ke Jawa, selain mencari ilmu saya juga mendapay banyak pengalaman bersama kalian. Kalian the BEST lah

...END...

Post a Comment

2 Comments