Minggu Tenang di Ibu Kota

yeah, akhirnya nginjek Ibu Kota
sedikit terlambat untuk diceritakan, tapi gk apalah


Minggu tenang sebelum ujian akhir semester II kemarin, saya dan Ary diajak Alek untuk berkunjung ke rumahnya di Jakarta. Sebelumnya saya belum pernah diajak teman pergi jauh, tapi karena saya ingin meliat ibu kota, kunjungan ini jadi kesempatan yang bagus :D Ary juga sepertinya begitu. Satu minggu sebelum keberangkatann saya dan Ary ke stasiun untuk memesan tiket kereta. nah si Alek sendiri sudah duluan dan menunggu di Jakarta, tapi nanti kembali ke Jogja saya, Ary, dan Alek barengan, tiket balik ke Jogja juga sudah disiapkan oleh Alek. Satu anggota Spartan tidak bisa ikut, si Frino. Dia sedang sibuk persiapan untuk ikut kompetisi Band.

Tanggal 11 Juni 2012 saya dan Ary berangkat dari Jogja menuju Jakarta, perjalanan memakan waktu kurang lebih sepuluh jam, baru pertama merasakan hidup di kereta selama sepuluh jam dan tidak bisa ngapa-ngapain kecuali duduk. Selain karena alasan ingin melihat ibu kota, saya ke Jakarta karena penasaran mencoba makanan khasnya yaitu "kerak telor". Saya sering minta untuk dibawakan ketika Alek balik ke Jakarta, tapi ga pernah dibawain. Main ke Jakarta juga yang pasti karena saya ingin melihat Monas secara langsung.

Sampai di Jakarta, di stasiun Pasar Senen saya dan Ary dijemput oleh Alek dan ayahnya. Di rumah Alek, saya dan Ary langsung istirahat, capek bro duduk berjam-jam di kereta, apa lagi besok kami rencananya mau main, liat-liat ibu kota gitu :). Kami ingin mengunjungi Monas dan mencari kerak telor.

Hari pertama,, saya, Ary, dan Alek bersama isterinya Gita angkat kaki dari rumah agak siangan dan alhamdulillah kami bisa sampai di Monas, meskipun kesorean. Jakarta jalanannya macet, dan kami tidak bisa masuk Monas sampai puncak, cuman sebatas pelataran bawah saja. Walaupun begitu, kami tidak kecewa, masih ada besok, harus datang lebih awal.

Gagal menaiki puncak monas, lari ke target ke dua yaitu "kerak telor". Tapi karena kata Alek penjual kerak telor baru muncul ketika sore menjelang maghrib, jadi kami jalan-jalan melihat sekitar Monas dan nongkrong di taman dulu. Apesnya kami malah dipalak preman monas yang pengen NOKIP, yah maen ke ibu kota selain dapet pengalaman yang asik dapet juga pengalaman buruknya.

Sampai pada waktu menjelang maghrib, setelah berlama-lama menunggu dan kesel karena di palak, kami beranjak dan menuju ke tempat di mana kerak telor biasa mangkal. Saya, Ary, dan Gita pilih yang pake telor ayam, Alek spesial pake telor Bebek. Berempat nongkrong di taman makan kerak telor sambil menertawakan kejadian pemalakan tadi. Puas dah dapet kerak telor kami langsung balik, istirahat menyiapkan tenaga untuk jalan-jalan esok harinya.

Hari kedua di ibu kota, rencananya bakal naik puncak monas dan berkunjung ke Goethe Institut Jakarta. Hari ini kami berangkat sedikit lebih awal menuju Monas dan alhamdulillah sampai di sana, loket tiket untuk naik ke puncak masih di buka. Tanpa membuang-buang waktu, tiket langsung di beli dan berikutnya ngantri giliran naik lift ke puncak.

Puncak
Tiba giliran naik lift, semakin penasaran bagaimana rasanya melihat kota Jakarta dari puncak Monas. Setelah di puncak dan melihat kebawah, ternyata Jakarta terlihat lebih keren kalau dari atas, soalnya kalo dari dekat ga enak liat macetnya. Saking macetnya angin aja pada ngantri karena susah lewat. Kami menghabiskan waktu cukup lama di puncak monas, rasanya sudah puas sekali. Untuk tempat-tempat lainnya insya Allah kalo punya waktu dan kesempatan lain.

Setelah puas nongkrong di Monas kami menuju Goethe Institut Jakarta, tidak banyak yang kami lakukan disana, cuma sekedar melihat-lihat dan masuk perpus untuk baca-baca literatur mengenai negara Jerman.

Selesai berkunjung ke Goethe Institut, malam harinya kami main ke taman, saya lupa nama tamannya apa aja *taman tomang ama anggrek kalo gk salah, apa menteng juga ya?* trus gk punya fotonya lagi =.=

Puas main di taman, kami bergegas pulang dan kembali istirahat karena esoknya saya, Ary, dan Alek akan kembali ke Jogja. Walaupun cuma main sebentar tapi saya sudah merasa cukup puas. Terima kasih banyak untuk Gita Alek dan Keluarga atas semua yang kami dapat selama di sana, makasih saya dan Ary sudah diizinin numpang di rumah. Semoga dilain kesempatan bisa main kesana lagi :)

Post a Comment

8 Comments